Dua Puisi Karya Kamal
Malam
Saat senja di ambang waktu
Saatnya berpamitan
Pulang menjemput gelap
Mengakhiri kemuning, lalu aku orang malang yang di temui malam
Hiraukah aku cemas di atas ranjang berkayu lapuk
Kendati orang-orang bepergian menjemput bias cahaya
Malah aku hanya membisu, membuta, juga tak peduli kabar-kabar tua oleh empunya rumah
Adakah membeliak jika nyatanya ku tergugah dan menyesar pergi, kemudian aku turut menjemput cahaya ?
Keabadian gelap tersungging menyeruak di atas ranjang malamku
Aku juga orang biasa ingin temui malam sembari menjemput gelak dan ku hadapkan tepat di wajah kalian
Untukmu penawar haru!
*
Yang Ku Ingat
Saat senja mataku terpukau menatap jingga. Oleh tuhan penguasa jagat raya, Kendati doa di ambang senja, aku menengadah, sembari lapang dada disaksikan arwah petua-petua
Aku memintamu !!!!
Aku berkalimat sekonyong-konyong nya "kemana kelopak matamu yang dulu ku janjikan, bahwa masa tua kita mengkeriput sejadi-jadinya" itulah pintaku di senja sang empunya semesta
Kala itu ..
Kau sudah ku kasihi !!!
Maka jangan balik badan. Akulah sejatinya kesetiaan tentang harap cemas,
dari senja
untuk warna
olehmu pusara jingga di ujung cakrawala
Penulis: Kamal Khatib, Sarjana Hukum Institut Agama Islam Negeri Palopo dan Berliterasi di Rumah Luwu.