Harapan Yang Semakin Abu
Wahai Hati. Dengarlah!
Jika masih abu-abu,
biarkan rasa sayangmu cukup dijaga,
tanpa bicara padanya,
cukup arahkan hatimu
untuk tetap berjalan dengan arah-Nya
Biarkan rasa itu tetap bersih
biarkan rasa itu tumbuh
tanpa harus menodainya
Biarkan rasa itu tersimpan dalam doa
berjalan dengan cara terbaik-Nya
perihal ujungnya bagaimana
biarlah Tuhan yang urus akhirnya.
Banjar, 30 Mei 2025.
*
Jatuh Hati Padamu
Jatuh hati padamu
tak pernah kusesali
tapi mengungkapkan rasa sayang padamu
menjadi hal konyol
yang tak ingin kuulangi.
Jatuh hati padamu
membuatku terjebak antara; nyaman dan ragu
tapi saat bersamamu
tumbuh harapan baru,
meski akhirnya harus kubunuh harapan itu.
Banjar, 29 Mei 2025.
*
Harapan Yang Semakin Abu
Januari telah berlalu
Kulihat kenangan itu mulai diliputi debu
Angan dan harapan tak lagi biru
Bahkan semakin abu-abu
Apakah diriku sudah menjadi masa lalumu?
Kalau begitu, kucukupkan sendu
Sebab di sini, masa kini perlu seriusku
Sementara di sana, masa depan perlu usahaku
Bukankah ruang untuk tersenyum itu
Perlu diberikan peluang untuk datang lagi?
Banjar, 29 Mei 2025.
*
Masihkah Memilih Tersesat?
Waktu yang singkat
Tak bisa diulang kembali
Masihkah mau bermaksiat?
Atau menyudahinya dan bertaubat?
Itu pilihan!
Taat itu sungguh nikmat.
Mungkin langkah masih tertatih dan perlu dilatih.
Tapi itu yang akan menyelamatkan diri
Dari gelapnya hutan maksiat yang menyesatkan.
Pada akhirnya cahaya-Nya itu,
Selalu datang menerangi hati
Dan menuntun setiap insan yang tersesat
Untuk kembali ke jalan yang terang dan nikmat.
Banjar, 29 Mei 2025.
*
Kalau Saja
Kalau saja waktu bisa diputar kembali,
aku tak ingin meminum kopi berlebihan,
jika akhirnya lambungku yang menjadi korbannya,
dan hati yang menjadi taruhannya.
Kalau saja waktu bisa diputar kembali,
aku akan meminum kopi tanpa senyuman,
sebab senyummu yang manis itu,
ternyata mampu mematikan akalku.
Banjar, 26 Mei 2025.
Penulis: Euis Nursolihat, menyukai puisi dan menjadikan menulis sebagai self-healing. Aktif menulis di tumblr @aksaraisnur. Telah menulis beberapa buku antologi puisi bersama, salah satunya buku berjudul Melepas Bersama Angin. Penulis dapat dihubungi di instagram @euisnrslht_