Puisi-Puisi Winda
Luapan Ego
Inginmu sendiri yang terus menggambarkan luka di hatimu.
kemudian rasamu yang mewarnainya dengan sendu..
Dan fikirmu yang terus ngelupas luka itu agar tak kering dengan sendirinya..
Pembodohan!
Itu yang terus kau lakukan pada hatimu..
Namu kau menikmati setiap sakitnya dengan kegilaanmu..
Ada apa?
Kau masih terus tak mengikhlaskan hal itu?
Berdiri di atas kenangan..
Persetan dengan harapan..
Masa bodoh dengan impian..
Dan terus hidup seperti mati..
Pengecut!
*
Kamu
Diam-diam telah mengukir senyum yang tersungging tipis atas sikapmu.
Bukan kau pandai merayu
Bahkan kau bak nirkata
Namun elokmu yang terjaga dalam agama.
Tak pernah menatap
Tak bercakap nirguna
Dan terus menjaga fitrahku.
Maaf,
Tak tersadar bahwa mindaku telah melukismu.
Tanpa panduan bayangmu menari dalam fikir.
Tanpa isyarat kau menyusup dalam ruang hampa yang kukunci rapat agar terus kosong.
Hingga aku menyerah pada titik lemah hatiku yang tanpa komando memintamu pada Tuhanku.
Entah layak atau tidak rasaku
Namun pada siapa aku hendak bersilat lidah?
Bahkan Tuhanku lebih tahu hatiku.
Karna aku mencintai dengan rasa
Bukan dengan kata.
Penulis: Winda Sukrana, mahasiswa Unismuh Makassar.