Suka Corona Duka Manusia
Sejak beberapa bulan yang lalu
Genderang perang melawan Corona telah ditabuh
Pesannya jangan terlalu berani
Ini bukan sesuatu yang nafi
Jangan juga terlalu ditakuti
Hanya saja perlu di waspadai
Corona ini penyakit baru
Jangan lupa yang lebih terlalu
Merusak bumi membuat gaduh
Tak pernah ucap cepat sembuh
Datang Corona menjadi selisih
Seketika berucap cepat pulih
Memang membahayakan jiwa setiap insan
Tapi banyak jalan menuju kematian
Sedang manusia membunuh iman
Cara tunggal mendekat kepada Tuhan
Lisannya bersuara tentang kebenaran
Perbuatannya bermuara dalam kemaksiatan
Lupakah kita dengan sabda sang pejuang kebaikan?
"Sesungguhnya perang terbesar adalah nafsu diantara kalian"
Lalu apa dan siapa yang kita anggap lawan?
Menganggap Corona penyakit terbesar saat ini
Sejatinya yang terbesar itu ada pada diri sendiri
Dikiranya Corona yang menjadi benalu
Bukankah manusia yang seharusnya malu?
Akhirnya mimpi yang halu
Berharap Corona segera siuh
Justru semakin pilu
Ramadhan telah menjauh
Jauh setahun yang akan datang
Sementara kita melawan tidak dengan pedang
Kita melawan dengan dua senjata pamungkas
Hadirnya ramadhan waktu paling mustajab
Ikhtiar dan Doa harusnya semakin ganas
Nyatanya banyak yang kehilangan adab
Corona malah tertawa setelah bulan mulia
Dia menertawakan dua senjata pamungkas kita
Sementara kita tak punya senjata lagi
Waktu yang mustajab pun telah pergi
Ikhtiar tak kunjung memukul
Doa-doa menjadi tumpul
Jangan-jangan ikhtiar kita masih asal
Doa kita juga masih abal
Kita harus berbenah
Buat Corona menjadi lelah
Kita harus merdeka
Agar Corona tak lagi tertawa
Penulis: Wisnul BP, manusia yang suka menyinggung diri sendiri.