Tagar #IndonesiaTerserah di Tengah Pandemi
Istilah Hedonic Treadmill yang dipopulerkan oleh Brickman dan Campbell yang dimana istilah tersebut dikonotasikan dengan sikap hedonis yang dimiliki seseorang. Jika ditinjau dalam konotasi positif maka istilah hedonic treadmill ini adalah sebuah keadaan kesehatan yang sehat jiwa dan mencapai rasa bahagia di tengah kondisi eksternal yang berubah dan fluktuatif. Entah ekonomi yang naik turun, cepat atau lambat ataupun ditengah wabah atau biasa saja.
Masyarakat Indonesia memang dikenal dengan masyarakat yang senang belanja, konsumtif dan hedonis, hal ini bisa dilihat dari perbandingan jam buka tempat perbelanjaan antara Negara di eropa dan Australia, yang dimana pada umumnya pukul 17.00 sore sudah mulai sepi. Sedangkan, di Jakarta dan di kota metropolitan lainnya di Indonesia, lazimnya tempat perbelanjaan atau Mall tutup pukul 21.00-24.00, hal ini menandakan tingkat konsumen di Indonesia lebih besar dibanding Negara lainnya.
Ditengah pandemi COVID-19 dan segala usaha untuk menekan penyebarannya pemerintah pun mengeluarkan kebijakan terkait pembatasan interaksi fisik dan pertemuan komunal yang biasa disebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun, semakin kebelakang kebijakan ini dilanggar oleh berbagai lapisan masyarakat. Hal ini terlihat dari kondisi pusat perbelanjaan dan pusat keramaian yang terlihat kembali ramai.
Tagar #IndonesiaTerserah
Akhir-akhir ini tagar #indonesiaTerserah viral di media sosial media, tagar ini awalnya disuarakan oleh salah seorang tenaga medis dan kemudian diramaikan oleh para petugas medis lainnya. Hal ini dinilai sebagai ungkapan atau bentuk kekecewaan para petugas medis terhadap pemerintah terkait pemberlakuan PSBB yang dinilai belum maksimal.
Tagar ini juga mengindikasikan perihal kondisi yang sudah sangat rumit ditengah wabah pandemic ini. Kebijakan PSBB yang kian hari dianggap semakin longgar di prediksi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi muncul dan viralnya tagar #IndonesiaTerserah ini. Ramainya bandara, terminal, dan pusat perbelanjaan menjadi potret yang membuat para tenaga medis geram ditengah perjuangan mereka di garda terdepan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 yang berbuah tagar #IndonesiaTerserah.
Dilansir dari media social twitter cuitan salah seorang tokoh seniman yaitu Sudjiwo Tedjo menjadi viral dalam postingan tersebut beliau mengatakan “Gajah di mall bandara pelabuhan dll tak tampak, virus di tempat-tempat ritual peribadatan tampak” postingan tersebut yang setidaknya memancing lebih dari 5.000 retweet yang dilakukan warganet menuai berbagai komentar. Disatu sisi hal tersebut benar adanya secara eksplisit terjadi perbedaan kebijakan antara sektor ekonomi dan peribadatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun, di satu sisi perihal viralnya tagar #IndonesiaTerserah tersebut, ada saja warganet yang merespon negatif terhadap postingan tersebut, bukannya rasa terima kasih yang diberikan kepada para pejuang garda terdepan malah sebuah komentar yang mengundang kesedihan yang dilontarkannya.
Sungguh hal yang miris ketika melihat perjuangan para tenaga medis dibalas dengan hal seperti itu seharusnya sebagai masyarakat kita lebih menunjukkan rasa terima kasih dengan tetap di rumah atau dengan membantu mengkampanyekan perihal Physical Distancing atau Social Distancing.
Hari Kebangkitan dan semangat Nasionalisme
Tanggal 20 Mei yang lalu di peringati sebagai hari kebangkitan nasional, hal ini merupakan bentuk representatif pada hari berdirinya organisasi pemuda budi utomo. Hari kebangkitan ini juga menjadi momentum bagi para warga Indonesia untuk membakar kembali semangat nasionalisme ditengah wabah pandemi ini.
Makna dari hari kebangkitan nasional bukan sekedar pemenuhan ritual formal Upacara yang dilakukan setiap tahunnya, tapi esensi dari hari kebangkitan adalah upaya menumbuhkan kembali atau membakar kembali semangat nasionalisme yang telah di sulut oleh para pahlawan tempo dulu.
Hari persatuan ini juga tentunya menjadi sebuah momentum untuk meningkatkan persatuan diantara kita, sebuah persatuan yang bersinergi dari segala aspek. Mantan wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla dalam salah satu konferensi pers virtual “meminta masyarakat untuk bersatu melawan virus Corona.
Ia mengatakan Indonesia tidak boleh menyerah dan terserah dalam menghadapi cobaan ini. Beliau juga berkata bahwa untuk mengalahkan virus COVID-19 “harus dengan bersatu, harus bersatu disiplin dan harus besatu berupaya melawan corona ini. Kita tidak bisa menyerah dan kita tidak bisa hanya prihatin dan terserah” ungkap beliau.
Sebuah gagasan yang tentunya menyadarkan kita untuk senantiasa bersatu dalam melawan virus ini. Jalan satu-satunya yang harus kita lakukan adalah bersatu dan bersinergi ditengah semangat kebangkitan nasional ini setidaknya bisa menyulut kembali semangat nasionalisme pada diri kita. Berhenti menjadi orang yang egois dan bermasa bodoh terhadap kebijakan pemerintah dan membahayakan orang disekitar kita. Mari saling menjaga satu sama lain dan bersama-sama melewati masa sulit ini. Wallahu a’lam
Penulis: Aslan, merupakan Alumni Pondok pesantren DDI takkalasi dan sekarang kuliah di UIN Alauddin Makassar mengambil Jurusan Ilmu Hadis semester VI, sekarang aktif di bidang pergerakan perdamaian atau Peace Education Enthusiast dan juga merupakan Anggota SANAD (Student and Alumnus Department Of Tafsir hadis Khusus), dan juga merupakan anggota Forum Indonesia Muda.